PENELITIAN ANALISIS KULTIVASI
Penelitian Kultivasi membahas
tentang efek sosial terpaan media massa sebagaimana yang dilakukan penelitian
Teori Kegunaan dan Gratifikasi atau Agenda Setting. Perbedaannya terletak pada
focus Kultivasi terkait bagaimana orang mempersepsi realitas sosial setelah
mereka menonton tv. Gerbner (Kriyantono, 2008, h.283) membagi dua tipe penonton
TV, yakni (1) Heavy viewers (orang yang menghabiskan waktu banyak menonton tv);
(2) Light Viewers (orang dengan intensitas menonton tv rendah). Tipe penonton
Heavy viewers akan memandang dunia nyata sebagaimana yang digambarkan tv yang
mereka tonton. Sedangkan Light Viewers tingkat pengaruh realitas yang dibangun
di tv rendah.
Analisis kultivasi berhubungan
dengan totalitas pola yang dikomunikasikan secara kumulatif oleh tv terhadap
lamanya terpaan daripada isi tertentu atau pengaruh tertentu. Analisis
Kultivasi tidak hanya membahas teori pengaruh media pada khalayak, melainkan
lebih pada pembuatan pernyataan terkait budaya secara keseluruhan. Keterlibatan
dengan mengkonsumsi realitas yang disajikan dalam tv merupakan hal penting
dalam penanaman cara-cara mengetahui dan citra-citra realitas.
Tahapan dalam Penelitian Kultivasi
Ada dua tahap dalam Analisis
Kultivasi (Kriyantono, 2008, h.285), yaitu:
- Mendiskripsikan tayangan yang disampaikan media melalui analisis isi secara periodic terhadap tayangan pada periode tertentu. Misalnya, berapa persentase pelaku begal dengan tindakan tegas dari tim penegak hukum?
- Melakukan studi survey kepada khalayak tentang terpaan TV yang menerpanya. Hasil dari survei dari kedua tipe penonton tv akan dibandingkan melalui rumus statistic inferensial.
Penelitian Kultivasi dapat juga
dilakukan dengan metode eksperime. Misalnya, dua kelompok diberi suguhan
tontonan yang berbeda. Kelompok pertama adegan kekerasan, sedangkan kelompok
kedua disuguhi adegan kasih saying. Kemudian kedua kelompok diminta
mendeskripsikan pandangan tentang dunia.
METODE PENELITIAN KULTIVASI
Menurut Wimmer dan Dominick
(dalam Hadi, 2007) terdapat dua cara dalam menganalisis kultivasi. Pertama,
deskripsikan dunia media yang diperoleh dari analisis periodik atas isi media.
Hasil dari analisis isi adalah mengidentifikasi pesan dari dunia televisi.
Pesannya mewakili gambaran konsisten atau isu spesifik, kebijakan, dan topik
yang sering terjadi dalam kehidupan nyata. Kedua, menyurvei khalayak dengan
menhubungkan pada terpaan televisi, membagi sampel ke dalam heavy dan light
viewers serta membandingkan jawaban mereka atas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan realitas televisi versus dunia nyata. Sebagai tambahan data yang
dikoleksi sebagai variabel kontrol mencaku gender, usia, dan status sosial
ekonomi. Prosedur statistik terdiri dari analisis korelasi antara jumlah
menonton dengan skor jawaban yang merefleksikan pertanyaan. Sevagai alternatif
bisa dihitung tentang Cultivation Differential (CD). CD adalah persentasi heavy
viewers dikurangi persentase light viewers yang memberikan jawaban.
Keputusan pengukuran bisa
memberikan hasil signifikasi pada Kultivasi. Potter dan Chang (dalam Hadi,
2007) mengukut pemirsa televisi menggunakan lima teknik yang berbeda, yakni (1)
terpaan total atau jumlah jam keseluruhan (cara tradisional yang digunakan
dalam Analisis Kultivasi); (2) terpaan terhadap berbagai tipe program televisi
yang berbeda; (3) terpaan pada tipe program seperti mengontrol terpaan total;
(4) mengukur proporsi setiap tipe program yang dilihat, diperoleh dengan
membagi waktu yang digunakan per tipe program dengan total waktu menonton; (5)
proporsi pengaruh dihitung dengan meningkatkan jam menonton per minggu dengan
mengukur secara proporsional seperti disebutkan pada teknik ke empat.
Daftar Pustaka:
Buku:
Kriyantono, Rachmat. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP
Non Buku:
Hadi, Ido Prijana. (2007).
Cultivation Theory: Sebuah Perspektif Teoritik dalam Analisis Televisi. Jurnal
Ilmiah SCRIPTURA Vol. 1 No. 7
0 komentar: