Analisis Kultivasi

11.26 Carolina Lidya's Room 0 Comments

George Gerbner berpandangan bahwa pesan-pesan media mengubah pemikiran tradisional mengenai waktu, ruang, dan pengelompokan sosial. Analisis Kultivasi dikembangkan sebagai respon terhadap paradigm dampak terbatas yang dominan pada masa pembahasan Teori Kegunaan dan Gratifikasi. Hal ini mencerminkan transformasi teori media dari ketergantungan pada perspektif transmisional menjadi penerimaan yang lebih luas akan perspektif ritual mengenai komunikasi massa.
Perspektif transmisional adalah posisi yang menggambarkan media sebagai pengirim pesan-pesan ke seluruh penjuru ruang. Perspektif ritual adalah posisi yang menggambarkan media sebagai pembawa representasi mengenaik keyakinan yang dimiliki bersama.


Berikut asumsi Analisis Kultivasi (West & Turner, 2008, h.85):
  1. 1.   Televisi, secara esensi dan fundamental, berbeda dengan bentuk-bentuk media massa lainnya
  2. 2.       Televisi membentuk cara berpikir dan membuat kaitan dari masyarakat itu sendiri
  3. 3.       Pengaruh dari televise terbatas

Proses dan Produk Analisis Kultivasi

Analisis ini sudah diterapkan pada berbagai macam isu dampak dan situasi-situasi berbeda dimana para penonton televise menemukan diri mereka. Para penelti juga mengembangkan proses dan produk tertentu yang berhubungan dengan analisis ini.

11. Proses Empat Tahap
Tahap pertama, analisis system pesan yang terdiri atas analisis isi mendetail dari pemrograman televise untuk menunjukkan peresentasi gambar, tema, nilai, dan penggambaran yang paling sering berulang dan konsisten
Tahap kedua, formulasi pertanyaan mengenail realitas sosial penonton, melibatkan penyusunan pertanyaan mengenai pemahaman orang akan kehidupan sehari-hari mereka.
Tahap ketiga, menyurvei khalayak, mensyaratkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dari tahap kedua diberikan kepada anggota khalayak dan para peneliti menanyakan para penonton ini mengenai level konsumsi televise mereka.

12. Pengarusutamaan dan Resonansi
Pengarusutamaan adalah kecenderungan bagi para penonton kelas berat untuk menerima realitas budaya dominan yang mirip dengan yang ditampilkan televisi walaupun hal ini sebenarnya berbeda dengan keadaan sesungguhnya. Resonansi akan terjadi ketika penonton yang sedang dijalaninya sesuai dengan realitas yang digambarkan di dalam media.
Kultivasi menghasikan dampak pada dua level. Dampak tingkat pertama (first order effect) merujuk pada pembelajaran mengenai fakta-fakta, seperti berapa banyak pria bekerja yang terlibat dalam proses penegakan hokum atau bagaimana proporsi pernikahan yang berakhir perceraian. Dampak tingkat kedua (second order effect) merujuk pada pembelajaran mengenai nilai dan asumsi dari media.

33. Indeks Dunia yagg Kejam
Hasil analisis ini adalah Indeks Dunia yang Kejam—Mean World Index (Gerbner dkk dalam West & Turner, 2008, h.91), yang terdiri atas tiga pernyataan:
-Kebanyakan orang berhati-hati untuk diri mereka sendiri
- Anda tidak dapat terlalu berhati-hati dalam berurusan dengan orang
-Kebanyakan orang akan mengambil keuntungan dri Anda jika mereka memiliki kesempatan

Analisis Kultivasi sebagai Teori Kritis

Kultivasi terkadang dianggap sebagai kembalinya pandangan mengenai media massa yang memiliki dampak yang kuat. Analisis Kultivasi sebagai teori yang kritis mempelajar institusi sosial yang penting dalam hal bagaimana ia menggunakan fungsi penceritaan kisahnya untuk kepentingan satu pihak dibandingkan kepentingan seluruh masyarakat yang lebih luas. Selain itu, Analisis Kultivasi juga memiliki karakteristik yang sama dengan teori kritis lainnya dalam menerima asumsi-asumsinya.

Daftar Pustaka:
West & Turner. (2008). Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika


0 komentar: