Analisis Kultivasi
George Gerbner berpandangan bahwa pesan-pesan media mengubah
pemikiran tradisional mengenai waktu, ruang, dan pengelompokan sosial. Analisis
Kultivasi dikembangkan sebagai respon terhadap paradigm dampak terbatas yang
dominan pada masa pembahasan Teori Kegunaan dan Gratifikasi. Hal ini
mencerminkan transformasi teori media dari ketergantungan pada perspektif
transmisional menjadi penerimaan yang lebih luas akan perspektif ritual
mengenai komunikasi massa.
Perspektif transmisional adalah posisi
yang menggambarkan media sebagai pengirim pesan-pesan ke seluruh penjuru ruang.
Perspektif ritual adalah posisi yang menggambarkan media sebagai pembawa
representasi mengenaik keyakinan yang dimiliki bersama.
Berikut asumsi Analisis Kultivasi (West & Turner, 2008, h.85):
- 1. Televisi, secara esensi dan fundamental, berbeda dengan bentuk-bentuk media massa lainnya
- 2. Televisi membentuk cara berpikir dan membuat kaitan dari masyarakat itu sendiri
- 3. Pengaruh dari televise terbatas
Proses dan Produk Analisis Kultivasi
Analisis ini sudah diterapkan
pada berbagai macam isu dampak dan situasi-situasi berbeda dimana para penonton
televise menemukan diri mereka. Para penelti juga mengembangkan proses dan
produk tertentu yang berhubungan dengan analisis ini.
11. Proses
Empat Tahap
Tahap pertama, analisis system pesan yang terdiri atas
analisis isi mendetail dari pemrograman televise untuk menunjukkan peresentasi
gambar, tema, nilai, dan penggambaran yang paling sering berulang dan konsisten
Tahap kedua, formulasi pertanyaan mengenail realitas
sosial penonton, melibatkan penyusunan pertanyaan mengenai pemahaman orang
akan kehidupan sehari-hari mereka.
Tahap ketiga, menyurvei khalayak, mensyaratkan bahwa
pertanyaan-pertanyaan dari tahap kedua diberikan kepada anggota khalayak dan
para peneliti menanyakan para penonton ini mengenai level konsumsi televise
mereka.
12. Pengarusutamaan
dan Resonansi
Pengarusutamaan adalah kecenderungan
bagi para penonton kelas berat untuk menerima realitas budaya dominan yang
mirip dengan yang ditampilkan televisi walaupun hal ini sebenarnya berbeda
dengan keadaan sesungguhnya. Resonansi
akan terjadi ketika penonton yang sedang dijalaninya sesuai dengan realitas
yang digambarkan di dalam media.
Kultivasi
menghasikan dampak pada dua level. Dampak
tingkat pertama (first order effect)
merujuk pada pembelajaran mengenai fakta-fakta, seperti berapa banyak pria
bekerja yang terlibat dalam proses penegakan hokum atau bagaimana proporsi
pernikahan yang berakhir perceraian.
Dampak tingkat kedua (second order
effect) merujuk pada pembelajaran mengenai nilai dan asumsi dari media.
33. Indeks
Dunia yagg Kejam
Hasil analisis
ini adalah Indeks Dunia yang Kejam—Mean World Index (Gerbner dkk dalam West
& Turner, 2008, h.91), yang terdiri atas tiga pernyataan:
-Kebanyakan orang berhati-hati untuk diri mereka
sendiri
- Anda tidak dapat terlalu berhati-hati dalam
berurusan dengan orang
-Kebanyakan orang akan mengambil keuntungan dri
Anda jika mereka memiliki kesempatan
Analisis Kultivasi sebagai Teori Kritis
Kultivasi terkadang dianggap
sebagai kembalinya pandangan mengenai media massa yang memiliki dampak yang
kuat. Analisis Kultivasi sebagai teori yang kritis mempelajar institusi sosial
yang penting dalam hal bagaimana ia menggunakan fungsi penceritaan kisahnya
untuk kepentingan satu pihak dibandingkan kepentingan seluruh masyarakat yang
lebih luas. Selain itu, Analisis Kultivasi juga memiliki karakteristik yang
sama dengan teori kritis lainnya dalam menerima
asumsi-asumsinya.
Daftar Pustaka:
West & Turner. (2008). Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
0 komentar: