Secara umum penelitian agenda
setting secara kuantitatif dapat digambar sebagai berikut (Kriyantono, 2008,
h.224):
Teori ini menyatakan bahwa media
massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa
untuk mentransfer dua elemen, yakni kesadaran dan informasi ke dalam agenda
publik dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu
yang dianggap penting oleh media massa. Dua asumsi dasar yang mendasari
penelitian tentang penentuan agenda adalah (Shaw & McCom dlm Nugroho, 2012):
(1) masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan, mereka menyaring
dan membentuk isu; 92) konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah
masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting daripada
isu-isu lain. Salah satu aspek penting dalam konsep penentuan agenda adalh
peran fenomena komunikasi massa, berbagai media massa memiliki penentuan agenda
yang potensial berbeda termasuk intervensi dari pemodal.
Penelitian Kultivasi membahas
tentang efek sosial terpaan media massa sebagaimana yang dilakukan penelitian
Teori Kegunaan dan Gratifikasi atau Agenda Setting. Perbedaannya terletak pada
focus Kultivasi terkait bagaimana orang mempersepsi realitas sosial setelah
mereka menonton tv. Gerbner (Kriyantono, 2008, h.283) membagi dua tipe penonton
TV, yakni (1) Heavy viewers (orang yang menghabiskan waktu banyak menonton tv);
(2) Light Viewers (orang dengan intensitas menonton tv rendah). Tipe penonton
Heavy viewers akan memandang dunia nyata sebagaimana yang digambarkan tv yang
mereka tonton. Sedangkan Light Viewers tingkat pengaruh realitas yang dibangun
di tv rendah.
George Gerbner berpandangan bahwa pesan-pesan media mengubah
pemikiran tradisional mengenai waktu, ruang, dan pengelompokan sosial. Analisis
Kultivasi dikembangkan sebagai respon terhadap paradigm dampak terbatas yang
dominan pada masa pembahasan Teori Kegunaan dan Gratifikasi. Hal ini
mencerminkan transformasi teori media dari ketergantungan pada perspektif
transmisional menjadi penerimaan yang lebih luas akan perspektif ritual
mengenai komunikasi massa.
Perspektif transmisional adalah posisi
yang menggambarkan media sebagai pengirim pesan-pesan ke seluruh penjuru ruang.
Perspektif ritual adalah posisi yang menggambarkan media sebagai pembawa
representasi mengenaik keyakinan yang dimiliki bersama.
Teori Kegunaan dan Gratifikasi
merupakan lawan dari riset model Teori Peluru. Teori ini menjelaskan bahwa
khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu.
Media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.
Teori ini termasuk dalam ranah
pembahasan media. Elihu Katz, Jay G.
Blumer, dan Michael Gurevitch
merumuskan sebuah artikulasi yang sistematis dan komprehensif mengenai peran
khalayak dalam proses komunikasi massa dan menghasilkan Teori Kegunaan dan
Gratifikasi (Uses and Gratification
Theory). Teori ini berpendapat bahwa orang secara aktif mencari media dan
muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (atau hasil) tertentu.