TEORI TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

12.27 Carolina Lidya's Room 1 Comments

Apasih teori organisasi itu? Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana banyak organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka. Sebelum kita loncat ke beberapa teori komunikasi organisasi, saya jelaskan secara singkat bahwa teori organisasi itu dipetakan menjadi tiga fase.


Terdapat tiga fase aliran yang membagi teori komunikasi organisasi, yakni (Masmuh,2008, h.116):

1. Fase Aliran Klasik atau Teori Struktural Klasik
a. Teori Manajemen Ilmiah
b. Teori Birokrasi
c. Teori Manajemen Administrasi

2. Fase Aliran Perilaku atau Teori Transisional
a. Teori Hubungan Manusia Elton Mayo
b. Teori Fusi Bakke dan Chris Argyris
c. Teori Peniti Rensist Likert
d. Teori Sistem
e. Teori X dan Teori Y Douglas McGregor
f. Teori Contigency Joan Woodward

3. Fase Teori Mutakhir Menuju Subyektivisme
a. Teori Wick Mengenai Pengorganisasian
b. Teori Kultural Organisasi



1. Fase Aliran Klasik atau Teori Struktural Klasik

Aliran ini mengabaikan komunikasi sebagai variabel kunci dalam studi perilaku manusia dalam organisasi. Fase klasik termasuk dalam aliran positivistik/objektif. Aliran ini lebih menekankan pada struktur, tatanan, organisasi formal, rasionalitas obyektif. Dan beberapa teori yang termasuk dalam aliran struktural klasik, antara lain:

a. Teori Manajemen Ilmiah
Teori ini dikemukakan oleh Frederick W. Taylor, ia merasa bahwa pekerjaan dan mengelolah pekerjaan merupakan proses yang dapat dianalisa secara ilmiah. Teori ini percaya bahwa analisa objektif adalah cara terbaik untuk mengorganisir pekerjaan dalam organisasi. Manusia dianggap sebagai alat penggerak mesin.

Ada beberapa variabel manajemen ilmiah, antara lain (Masmuh, 2008,h\ h.117):
1) Pentingnya peranan manajemen dalam menggerakkan dan meningkatkan produktifitas perusahaan
2) Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja, dengan persyaratan-persyaratannya
3) Tanggung jawab kesejahteraan pegawai atau karyawan
4) Kondisi yang cukup untuk meningkatkan produktivitas kerja

Teori ini menganggap peran manajer/pemimpin sangatlah penting dalam organisasi. Manajemen ilmiah bertujuan agar tingkat produktivitas perusahan efisien dan efektifitas perusahaan dapat ditingkatkan. Teori ini juga memperhatikan prinsip-prinsip pembagian kerja diantara para pegawai pada suatu perusahaan.

b. Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max Weber. Ia menganggap organisasi yang birokratik adalah bentuk organiasi yang paling efisien. Organisasi yang ideal adalah birokrasi dimana aktivitas dan tujuan diturunkan secara rasional dan pembagian kerja disebutkan dengan jelas. Teori ini menjelaskan hubungan ditentukan antar jabatan, tujuan disalurkan ke Job Description tiap anggota, hierarkis, prosedur formal dan informal, terpisah dari urusan pribadi dengan organisasi, bekerja berdasarkan kualifikasi (anti nepotisme), kenaikan jabatan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.

Berikut ciri-ciri birokrasi Weber (Masmuh, 2008, h.124), antara lain:
1) Suatu organisai terdiri dari hubungan-hubungan yang ditetapkan antara jabatan-jabatan
2) Tujuan atau rencana organisasi terbagi ke dalam tugas tugas
3) Kewenangan untuk melaksakan kewajiban diberikan kepada jawaban
4) garis-garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan hierarkis
5) Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi jabatan dalam organisasi
6) Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal
7) Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi
8) Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi
9) Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organiasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
10) Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan seniotitas dan prestasi kerja

c. Teori Manajemen Administrasi
Teori ini ini berkaitan dengan birokrasinya Weber. Sebagian besar dikembangkan oleh Henry Fayol, Chester Bernard, Lyndall F. Urwick, Mooney, dan Reiley.  Sama dengan birokrasi, teori ini menekankan spesialisasi, hirarki, dan profesionalisme. Yang membedakan, teori birokrasi adalah produk dari para ahli sosiologi yang membuat struktur organisasi agar lebih efisien. Sedangkan teori manajemen administrasi adalah anak dari para manajer prakter yang fokus pada prinsip-prinsip mengelola organisasi forma (Myers dalam Masmuh, 2008, h.129).

Fayol (dalam Masmuh, 2008, h.130) membahas 14 kaedah manajemen yang menjadi dasar perkembangan teori manajemen administrasi, antara lain:
  1. Pembagian kerja (division of work)
  2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
  3. Disiplin
  4. Kesatuan perintah
  5. Kesatuan pengarahan
  6. Mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi
  7. Balas jasa
  8. Sentralisasi
  9. Rantai scalar
  10. Aturan
  11. Keadilan
  12. Kelanggenan
  13. Inisiatif
  14. Semangat korp

Untuk pembahasan dua aliran lainnya, dapat klik Fase Aliran Perilaku atau Teori Transisional dan Fase Teori Murakhir Menuju Subjektivisme.

Sumber:
Masmuh, Abdullah. (2008). Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek. Malang: UMM Press


1 komentar:

  1. wah terimakasih atas infonya sangat bermanfaat untuk tugas kuliah. oh iya mungkin agan butuh referensi lain bisa klik laman berikut http://library.gunadarma.ac.id/

    BalasHapus